Sunday, February 7, 2010

kain warisan leluhur - Sumatra

Songket Aceh
Kain Songket Aceh atau tenun ikat tradisional Aceh ini adalah kerajinan tangan yang dilakukan secara tradisional dan turun temurun dengan menggunakan alat tenun tradisional.  Hasil dari tenunan tradisional ini kemudian dibuat berbagai macam keperluan, antara lain: sebagai bahan pakaian adat tradisional Aceh, hiasan meja, hiasan dinding, serta keperluan lainnya.

Finally...!
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Selatan telah mengusulkan untuk mematenkan sebanyak 77 motif songket Yang sudah didaftarkan ( sejumlah 77 motif ) yang berasal dari daerah tersebut. dan akan segera menyusul dalam waktu dekat ini untuk hak paten pempek dan turunannya.


Ternyata Ada Juga Batik dengan Motif khas dari Aceh.

Dann... Aceh ternyata memiliki Batik, sama seperti Jawa. Motif batik Aceh menggunakan unsur alam dan budaya dalam paduan warna yang berani yaitu merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Motif yang digunakan dalam batik Aceh itu mempunyai arti untuk masyarakatnya.Seperti,
Motif pintu misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah yang melambangkan kepribadian orang Aceh. Rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang hal ini. Ciri khas itu menandakan bahwa rakyat Aceh memiliki tabiat dan adat-istiadat yang tidak mudah terbuka dengan orang asing, tetapi akan menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal. Kuatnya pengaruh Islam juga turut mewarnai motif-motif batik. Di antaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.



Kain Ulos Medan
Medan Bahh..!! Horas..
Kain Ulos khas Danau Toba didominasi warna merah, hitam, dan putih. Dahulu, kain ini hanya digunakan sebagai selendang dan sarung untuk pasangan kebaya, namun pada saat ini telah dijadikan sebagai produk suvenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan kain gorden.

Bagi orang Batak, Kain Ulos tidak saja digunakan untuk pakaian sehari-hari, tetapi juga untuk upacara adat. Pemakaian kain ini secara garis besar ada tiga cara, yaitu dengan siabithononton (dipakai), sihadanghononton (dililit di kepala atau bisa juga ditenteng), sitalitalihononton (dililit di pinggang).


 Batik Bengkulu - Kain Besurek

Sekarang kita Kearah bengkulu, agak loncat siiihh.. Daerah Bengkulu pun memiliki batik khas yang disebut Kain Besurek. Batik besurek bisa juga diartikan sebagai batik bertulisan. disebut besurek, karena pada hakikatnya, motif utama batik besurek adalah huruf kaligrafi. Di beberapa kain, terutama untuk upacara adat, kain ini memang bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab.
Proses pembuatannya sama dengan batik di pulau Jawa, ada batik tulis dan batik cap. Yang membedakan adalah motifnya. Motif khas dari kain Basurek ini adalah huruf kaligrafi (huruf arab) dan bunga raflesia arnoldi.




Riau 

Batik Riau
Di Riau ada batik Batik Selerang yang sayangnya kabarnya sudah menghilang dan Batik Tabir. Batik Tabir warnanya lebih terang dan cerah seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motif batik Riau adalah bunga bintang, sosou, cempaka, kenduduk.

Perbedaan mendasar, Batik Selerang menggunakan sistem printing sementara Batik Tabir dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek. Jika sistem printing, sekali produksi minimal 750 meter. Tetapi sistem tulis dan tolek dapat dibuat 5-6 meter.

Di Riau juga terdapat tenun tradisional yang masih sangat orisinil yang telah berumur puluhan tahun. Tenunan tradisional itu berasal dari daerah  Indragirihilir, Siak, Dumai, Bengkalis dan Indragirihulu

Tenun Riau 
Pembuatan tenun dari Riau ini masih menggunakan alat tenun “kik” atau juga dikenal dengan alat “gedogan”.  tapi menghasilkan kain tenun berkualitas halus dengan menggunakan benang sutera/sutra ulat dan sistem zat perwarnaan alam. Pengembangan tenun songket ini telah menghasilkan Tenun Siak, Tenun Bukit Batu dan Tenun Indragiri.

Salah  satu daerah penghasil tenun ini berasal dari desa bukit batu di Kabupaten Bengkalis, Riau







Jambi
Batik Jambi
 Batik Jambi sebenarnya sudah ada sejak abad 17.  Beberapa corak batik tersebut adalah corak/ motif tampuk manggis, durian pecah, kajanglako, dan motif angsoduo.
Ketua Dekranasda Provinsi Jambi Ratu Munawwaroh Zulkifli, mengatakan, batik Jambi sudah ada sejak abad 17.
Saat ini batik tersebut berada di Belanda.







Motif songket Jambi. 













Songket Palembang

Para pedagang dari Tiongkok, datang membawa kain sutera sedangkan pedagang India membawa benang emas dan perak. Kedua bahan itu kemudian digabungkan oleh tangan-tangan terampil para gadis Palembang. Mereka menenunnya di pedesaan hingga menghasilkan kain tenun yang mencirikan kebudayaaan Melayu. Kain itu kemudian dikenal dengan nama Songket yang menjadi kain khas Palembang yang tersohor di Pulau Sumatera, Semenanjung Malaka hingga pelosok tanah air bahkan mancanegara. Sebelum ditenun, benang sutra yang awalnya berwarna putih dilakukan proses pewarnaan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pencukitan. Baru kemudian penenunan dimulai.